Sunday, January 18, 2009

Membuat Foto yang Bercerita

Grup musik lawas, Bread, dalam lagunya yang terkenal, "If" mengatakan "if a picture paints a thousand words, then why can't I paint you?". Ya, sebuah gambar mewakilkan seribu kata. Begitulah seharusnya foto yang baik mampu mewakilkan banyak kata.

Lalu bagaimana dengan foto pra pernikahan (pre wedding)? Tentu saja tidak berbeda. Semua cerita kemesraan haruslah tergambar dalam foto yang diambil. Tips untuk mendapatkan foto pre wedding yang bercerita kemesraan, ambilah gambar ketika pasangan sedang tertawa, tersenyum, atau menunjukkan gerak tubuh yang menunjukkan keriangan. Seperti tiga foto ini.





Tentu saja tidak harus frontal menunjukkan tubuh atau muka sang pasangan. Sedikit bagian tubuh saja bisa mampu menunjukkan kemesraan. Seperti foto di bawah ini.



Atau sedikit bermain-main dengan background atau foreground juga baik untuk menghindarkan monoton.



Kadang kita perlu sedikit berpusat pada sang perempuan. Berilah sentuhan warna-warni, entah dengan permainan bukaan diafragma atau mencari latar belakang yang menarik, agar kesan bersinar memancar dari sang pasangan perempuan. Foto di bawah bisa untuk referensi.



Lain lagi ceritanya kalau ingin membuat foto keluarga. Yang ingin digambarkan tentu saja bagaimana rasa cinta kasih antara sesama anggota keluarga terpancar. Tantangannya di sini, kalau sang anak masih kecil, kadang sulit mendapatkan gambar yang baik bila sedang ngambek. Bersabarlah dan tunggu saat mereka tertawa.




Atau menunjukkan mimik yang lucu.


Thursday, October 30, 2008

Background Seperti Apa?

Banyak pertanyaan yang mengalir ke email saya bagaimana membuat foto di atas. Pertanyaan itu cukup menggugah karena saya yakin, mereka bertanya bagaimana membuat latar belakang foto yang tidak biasa seperti itu. Objek alias pasangan utama yang difoto justru biasa saja. Yang membuat foto tersebut menarik karena latar belakang yang tidak biasa. Dalam satu kesatuan, latar belakang membuat foto tersebut menjadi kuat.


Ok, saya jawab dulu pertanyaannya. Pertama, pastikan sinar yang masuk tidak terlalu banyak. Kalau sinar terlalu banyak akan membuat kecepatan rana harus dibuat cepat (kalau tidak akan over exposure). Jadi, usahakan membuat foto seperti di atas dilakukan pada waktu pagi atau sore. Buat ISO serendah mungkin (100 atau 50) dan diafragma sekecil mungkin (f 22 atau f 18). Rana, pada kasus di atas saya buat 1/4 detik. Jadi bentuk orang lalu lalang blur, tapi tetap jelas bahwa itu adalah kumpulan manusia. Anda bisa coba untuk menyetel menjadi 2 detik, namun bisa jadi objek utama ikut bergerak akibat terlalu lama lensa dibuka.

Terus terang saya berharap rana bisa saya buka 1 detik. Tapi hari itu sudah terlalu terik, sehingga kalau saya lakukan akan membuat foto over exposure (terlalu putih karena terlalu banyak cahaya masuk).

Semoga jawaban di atas bisa memuaskan.

Nah, lalu apakah background yang unik hanya bisa dilakukan di tempat-tempat yang unik, jauh, atau tidak biasa. Tidak perlu kawan-kawanku. Halaman berumput di depan rumah saudara, atau dinding bata yang sebenarnya terlihat biasa saja, namun bila fotografer mampu mengolahnya menjadi sesuatu yang unik, foto bisa menjadi terlihat berharga.

Seperti berikut ini.



Coba untuk mencari spot-spot yang unik untuk dijadikan background. Di dalam kamera, semua yang terlihat biasa, sehari-hari bisa menjadi luar biasa, outstanding, kalau Anda mampu membingkainya secara tepat. Coba pelajari foto yang saya hasilkan di bawah ini. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi Anda.


Tuesday, August 5, 2008

Siapa yang Anda Foto?

Bagi fotografer, jelas lebih mudah memotret orang yang berprofesi sebagai model. Selain sudah terbiasa dipotret, model profesional juga tahu gaya apa yang diinginkan fotografer dalam berbagai suasana.

Pada sesi pemotretan model di bawah ini, saya hanya tinggal mengarahkan gaya apa yang saya inginkan, sang model langsung mampu memadukan dengan mimik yang saya ingini.


Berbeda dengan memotret orang kebanyakan. Bahkan orang yang "suka dipotret" alias berada dalam taraf kenarsisan yang menggila pun tidak selalu mampu menampilkan mimik yang diingini. Adalah kemampuan sang fotografer yang dituntut di sini untuk menampilkan karakter baik mereka.

Cara paling mudah adalah justru membuat pose yang sekaku mungkin. Seperti ini.


Tapi sebagai fotografer, Anda juga harus mampu menampilkan sebuah foto yang ceria. Coba perlahan-lahan, ajak mereka mengobrol, ceritakan cerita lucu, dan pada saatnya, Anda akan mendapatkan foto yang penuh kebahagiaan seperti di bawah ini.

Tuesday, July 29, 2008

Suasana

Suasana pemotretan memegang peranan penting dalam menghasilkan foto yang baik. Adalah tugas seorang fotografer untuk memanfaatkan suasana sekitar lokasi untuk mendapatkan foto yang bercerita.

Fotografer yang baik selalu dapat menangkap suasana masuk ke dalam gambarnya, bahkan dalam latar belakang yang sederhana. Foto di bawah ini saya dapatkan dalam sebuah ruang yang tidak bernuansa gemerlap. Namun kebahagiaan calon pengantin bisa dirasakan dengan kehadiran teman-temannya. Peristiwa itulah yang kemudian saya tangkap. Hasilnya adalah foto yang membawa kesan tersendiri bagi pengantin perempuan.


Bagi yang ingin mendapatkan foto bernuansa jaman dulu alias jadul, tentu saja setting foto harus dipersiapkan dengan matang. Segala pernak-pernik yang mewakili masa lampau harus mampu dihadirkan. Dengan begitu, foto yang dihasilkan bisa menjadi utuh, seakan-akan diambil pada masa lalu. Kemampuan grafis fotografer bisa menjadi nilai lebih di sini.
Suasana romantis lebih mudah didapat kalau foto pra pernikahan alias pre wedding dilakukan di ruang luar atau outdoor. Selain lebih alami dan natural, kesan keindahan ruang luar bisa terbawa masuk ke dalam gambar. Tentu saja pose yang baik akan mendukung. Fotografer yang baik harus mampu mengarahkan sang model atau calon pengantin menunjukkan pose terindah mereka.


Dalam suasana pernikahan, jangan lupakan peristiwa yang spontan terjadi atau tak terduga. Kadang peristiwa tersebut menjadi bagus kalau diambil dalam sudut yang tepat. Fotografer harus cerdik melihat moment seperti ini.


Foto di bawah ini menunjukkan adik sang pengantin yang sedang mengambil foto kakaknya. Peristiwa ini bisa menggambarkan sebuah keluarga yang sangat akrab satu dengan yang lain.


Atau, jangan lewatkan peristiwa seperti di bawah ini :p

Wednesday, April 16, 2008

Jauh Dekat Sama Saja?

Kapan kita memutuskan mengambil foto secara close up atau dari jauh? Banyak pertimbangan, antara lain faktor untuk apa foto akan digunakan dan situasi-kondisi ketika foto dibuat.

Ada pertimbangan yang diambil oleh fotografer ketika menemukan situasi yang berbeda di lapangan. Pada kondisi tertentu, lingkungan atau setting saat foto diambil sangat mendukung. Latar belakang yang bagus akan memperkuat foto sehingga alangkah baiknya bila foto diambil dengan sudut yang lebar.

Foto di bawah ini adalah salah satunya.


Bila berada di luar ruangan, untuk mendapat foto berlatar belakang menarik tidak perlu menggunakan lensa bersudut lebar. Sedikit berkeringat untuk memundurkan badan merupakan solusi yang baik. Dengan latar belakang yang menarik, gambar akan berbicara lebih banyak. Foto di bawah ini bisa dijadikan referensi.



Tapi terkadang lingkungan tidak terlalu mendukung untuk menghasilkan foto dengan sudut yang luas. Kadang kita mendapatkan lingkungan dengan ruang yang terlalu sempit atau tidak "fotogenik". Jangan takut, kita masih bisa mendapatkan gambar yang indah. Ambil jarak pandang dekat atau close up. Maksudnya, ambil gamabr secara ketat pada sekitaran muka atau tubuh sehingga latar belakang atau latar depan hanya berkisar 20-25 persen dari keseluruhan gambar.

Perhatikan foto-foto di bawah ini.




Pada kedua foto di atas, karena latar belakang yang buruk, saya memutuskan untuk mengambil gambar secara ketat, hanya berfokus pada model.

Tuesday, December 11, 2007

Hitam Putih atau Berwarna?

Beberapa orang menyukai foto berwarna karena warna-warna yang ceria dan menunjukkan sifat aslinya. Beberapa menyukai foto hitam putih karena kuatnya karakter yang ditimbulkan. Lalu bagaimana menentukan foto sebaiknya berwarna atau hitam putih?

Perhatikan foto di bawah ini.


Ketika saya memotret sang gadis, saya tahu bahwa foto ini akan saya jadikan foto berwarna. Mengapa? Gaun kuning yang dikenakannya sangat indah dan kontras di depan pintu berwarna putih dan gelas patri di muka kapel kecil ini.

Bayangkan bila foto ini saya jadikan hitam putih seperti di bawah ini.

Anda akan merasa kehilangan sebuah nyawa bukan? Ya, warna kuning yang kuat seakan menjadi lenyap, berubah menjadi foto hitam putih yang tidak menceritakan apa-apa.

Namun ada kalanya foto akan menjadi lebih baik ketika dijadikan hitam putih. Seperti contoh di bawah ini.

Pada foto di atas, ketika keharuan seorang ibu yang melepas gadisnya untuk menikah sudah saya dapati. Namun saya masih merasa kekuatan foto masih kurang sempurna.

Ketika saya jadikan foto hitam putih, seperti foto di atas, bisa dilihat bahwa kekuatan gambar yang menjelaskan sebuah keharuan lebih terasa.

Suasana resepsi yang meriah akan lebih pantas bila dijadikan foto berwarna, karena mampu menangkap gemerlap pesta.


Berlaku juga untuk foto pra-pernikahan atau pre-wedding. Pada foto di bawah ini, saya mendapati pasangan yang berada tepat di bawah sinar matahari pagi yang romantis. Sayang kalau dijadikan foto hitam putih karena akan kehilangan semburat cahaya pagi.
Namun ketika memotret dengan pose di bawah ini, saya justru merasa kekuatan gambar didapati pada foto hitam putih. Karakter gambar yang tegas dengan komposisi yang menyilang meyakinkan saya bahwa foto hitam putih adalah yang terbaik kali ini. Pepohonan hijau di latar belakang membuat kehilangan fokus bila dijadikan foto berwarna.

Kesimpulannya, baik foto hitam putih maupun berwarna sama-sama memiliki keunggulan. Tugas sang fotograferlah untuk menentukan mana pose yang baik dijadikan hitam putih, mana yang berwarna.

Thursday, November 22, 2007

Seintim Apa?

Dalam foto pra pernikahan atau pre wedding, keintiman sang pasangan sangat penting. Keintiman menandakan sebuah hubungan yang nyaman. Oleh karena itu fotografer haruslah mampu menangkap aura keintiman pasangan dalam foto.



Mudahnya, pasangan yang intim adalah pasangan yang nyaman untuk berdekatan berdua. Mereka tidak merasa canggung ketika bersama-sama. Namun bedakan dengan pasangan yang kaku. Mereka sehari-hari bisa sangat intim, namun ketika di depan kamera, semuanya menjadi kaku. Kalau begini tugas sang fotograferlah untuk mencairkan suasana.

Fotografer harus mampu menemukan cara agar sang pasangan tidak merasa harus sempurna. Buatlah pasangan menjadi nyaman, tidak seperti berada dalam sorotan kamera. Contoh, mintalah sang perempuan mengusap keringat sang pria, lalu diam-diam ambil gambar mereka saat sama-sama tertawa karena sebenarnya mereka sedikit canggung. Yang didapat justru sebuah foto yang menggambarkan kasih sayang yang sangat alami. Seperti foto di bawah ini.


Cara lain, mintalah kepada pasangan untuk mendekatkan mukanya masing-masing. Biasanya dengan cara ini mereka akan saling tersenyum. Minta mereka tetap tersenyum lalu ambil gambar mereka. Hasilnya bisa dilihat pada kedua contoh di bawah ini.



Kalau keintiman yang mereka rasakan sehari-hari sudah didapat, akan semakin mudah bagi fotografer mengarahkan gaya yang bervariasi. Mintalah pada sang perempuan bergelayut di pundaknya. Pundak adalah tanda keperkasaan laki-laki. Pose di bawah ini bisa dijadikan referensi.


Tips untuk sang pasangan yang akan menjalani sesi foto pra pernikahan, ingatlah bahwa kalian tidak harus terlihat sempurna. Justru hal tersebut akan membuat keintiman berdua menjadi hilang. Nyamanlah antara satu dengan yang lain. Justru itu yang akan membuat kalian menjadi pasangan yang sempurna.

Sunday, November 18, 2007

Pengantin Perempuan

Dalam peristiwa pernikahan, usahakan agar mempelai perempuan mendapat porsi lebih dalam dokumentasi. Mengapa? Karena biasanya mempelai perempuan dalam peristiwa pernikahan mempunyai karakter yang lebih bersinar. Mereka adalah ratu untuk hari itu.

Apalagi biasanya mempelai perempuan mempersiapkan hari itu jauh lebih detail dibanding laki-laki. Mereka berias lebih banyak, dandanannya lebih rumit, dan persiapannya lebih panjang. Oleh karena itu, segala usaha tersebut harus direkam dengan baik oleh sang fotografer.



Fotografer harus tahu persis mimik seperti apa yang patut direkam. Keharuan ketika menyatakan janji sehidup semati, kegembiraan ketika mendapat selamat dari sahabat, atau wajah yang merenung karena sebentar lagi akan menjadi istri adalah saat-saat yang tidak boleh dilewatkan oleh fotografer.

Yang juga harus diperhatikan, usahakan wajah mempelai perempuan diambil dari sudut terbaiknya. Dengan begitu pesona kecantikannya tetap terpancar meskipun wajahnya sedang menampilkan mimik haru atau termenung.

Pose Pengantin

Foto candid atau foto dengan cara sembunyi-sembunyi memang menarik. Banyak mimik pengantin yang unik bila ditangkap dengan cara candid. Namun tetap saja foto pengantin dengan pose yang diarahkan menjadi penting. Apalagi untuk dokumentasi acara, foto dengan pose akan menjadi menu utama.

Yang menjadi penting adalah bagaimana agar foto pengantin dengan pose tidak menjadi terlalu biasa. Pada foto di bawah ini, meskipun pengantin diarahkan, saya tidak menginginkan mereka melihat ke arah kamera, melainkan saling melihat pasangannya.


Pose menarik lainnya adalah meminta kedua mempelai berpose di ranjang pengantin. Banyak pose yang bisa dilakukan di sini. Untuk contoh bisa dilihat di bawah ini.



Berpose di pelaminan tentu wajib hukumnya bagi fotografer. Fotografer yang berpengalaman tentu akan mengetahui pose mana yang baik dan pantas dilakukan oleh pasangan pengantin.